Kunjungan ke salah satu pabrik roti di sudut kota Solo

Bergaya di dalam area sebuah pabrik roti. Ayo terus..jalan...awas roti panas..roti panas...

Berkumpul dulu sebelum renang sambil berpose donk

Pemanasan dulu ya anak-anak biar tidak cedera nanti ketika masuk kolam....bawa pelampungnya anak-anak ya...

Praktek membuat adonan roti secara langsung dipabriknya

Walaupun panas tetap serius membentuk adonan roti. Ohhhh...ditepuk-tepuk...terus digulung-gulung terus..dipanggang deh...ehmmm jadi laperrrr

Dua calon perenang handal Indonesia

Halo kami habis berenang...besok kami akan jadi peserta olimpiade renang....sekarang main dulu he...he...

Berpose di Waduk Cengklik

Awas anak-anak siaaaaap...action!! Jangan lupa bilang buncissssss...wow senyumnya...silau mannnnn...he...he...

Sabtu, 17 Oktober 2020

Potensi Pasar Pengantaran Makanan

 Dua kelompok populasi besar di Indonesia yang dianggap basis konsumen sasaran yang menarik bagi Industri Jasa Makanan di Indonesia adalah kelompok berpendapatan menengah dan kaum milenial, karena jumlah mereka yang besar dan perilaku konsumsinya yang unik.

Indonesia memiliki populasi yang relatif muda, dengan 59 persen berusia antara 15 dan 54 tahun dan usia rata-rata 30 tahun. Potongan besar, namun muda ini, memberi Indonesia salah satu “bonus demografis” terbaik yang pernah dinikmati oleh negara mana pun saat ini.

potensi pasar pengantaran makanan

pasar yang majemuk


Urbanisasi yang meningkat di Indonesia dan peningkatan jumlah pekerja kantoran telah menyebabkan pertumbuhan baik dalam disposable income maupun konsumsi rumah tangga.

Untungnya bagi pemilik restoran, memasak makanan (sendiri) tampaknya tidak termasuk dalam agenda milenial. Namun, mereka menjadi semakin tertarik dengan dunia 'foodie', dan menikmati mencoba masakan baru dan konsep makan. Laporan konsumsi pangan Nielsen baru-baru ini menemukan bahwa 11 persen penduduk Indonesia makan di luar setidaknya sekali sehari, lebih tinggi dari rata-rata global yang sebesar 9 persen. Selain itu, kesadaran masyarakat Indonesia akan kualitas makanan dan faktor kemudahan pembelian semakin meningkat, sehingga muncul permintaan akan makanan yang disiapkan dengan aman serta pilihan pengiriman cepat.

Pertumbuhan industri jasa makanan telah konsisten selama beberapa tahun terakhir. Majalah SWA menyatakan ada 380 juta kunjungan restoran di Jakarta selama 2013 dan pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp 22,23 triliun (sekitar USD $ 1,5 miliar). Riset yang sama mengidentifikasi jumlah restoran kelas atas di Jakarta meningkat lebih dari dua kali lipat pada periode 2009 hingga 2014. Menurut Euromonitor, layanan makanan di Indonesia tumbuh pada CAGR 8,7 persen dari 2010 hingga 2014, mencapai USD $ 36,8 miliar penjualan di 2014. Statistik Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa sektor kuliner Indonesia secara keseluruhan tumbuh sebesar 8,16 persen pada tahun 2015. Baru-baru ini, pertumbuhan gerai telah melambat meskipun waralaba makanan yang lebih besar terus berkembang dengan mantap. Pada 2018, pertumbuhan nilai terus melebihi ekspektasi yang diperkirakan seperti halnya volume penjualan harian.

Artikel Berkaitan :

Catering Aqiqah

Paket Aqiqah Solo

Salma Aqiqah


Transformasi Digital di Sektor Layanan Pangan

Kemunculan komunikasi digital dalam beberapa tahun terakhir semakin mendiversifikasi industri jasa makanan. Konsumen Indonesia lebih aktif di media sosial daripada rata-rata global, dan gerai makanan mendapat manfaat dari 'promosi dari mulut ke mulut' digital melalui layanan jejaring sosial seperti Instagram, serta situs ulasan seperti Trip Advisor, Zomato, dan Google Reviews. 'Influencer' di media sosial terus meningkat popularitasnya dan operator makanan terus menggunakan layanan mereka sebagai taktik pemasaran untuk mencapai target pasar mereka.


Selain itu, pemesanan online melalui aplikasi seperti aplikasi 'Go-Food' Go-Jek, memberikan layanan pengiriman yang lebih lancar. Pada Agustus 2018, sekitar 100.000 operator makanan terdaftar di aplikasi, mulai dari warung nasi goreng lokal hingga restoran sushi yang mahal.

Pasar Waralaba Makanan

Pertumbuhan sektor waralaba makanan di Indonesia terus tumbuh lebih cepat dari pada operator independen. Sektor layanan makanan waralaba saat ini mempekerjakan lebih dari 150.000 orang, banyak di antaranya dipekerjakan oleh merek yang diakui secara internasional yang memiliki banyak gerai seperti Pizza Hut, McDonald's dan KFC. CAGR untuk waralaba papan atas berkisar dari 8 persen hingga 21 persen, yang paling sukses menurut CAGR, peningkatan gerai, dan nilai penjualan adalah Pizza Hut di bawah operator PT Sarimelati Kencana, yang baru-baru ini tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Tidak diragukan lagi, globalisasi telah membuka pasar makanan dan rasa asing di Indonesia. Merek makanan internasional telah mengikuti turis dan warga negara yang kembali ke negara itu. Namun, survei terbaru menunjukkan bahwa meskipun konsumen Indonesia suka mencoba masakan baru, mereka masih menyukai makanan Asia. Merek internasional yang telah menyesuaikan menunya agar sesuai dengan selera orang Indonesia telah mengalami kesuksesan yang lebih besar.